Sunday, April 27, 2008

"HARGAKU LEBIH MAHAL DARI MOBILMU”

By : Fifi P.Jubilea (Direktur Jakarta Islamic School)

Jika anak adam telah meninggal maka putuslah amalnya kecuali tiga macam :

yaitu sedekah jariah ( yang tahan lama ),

ilmu yang bermanfaat dan anak sholeh ( berakhlak baik )

yang mendoakan kedua orang tuanya.
( HR. Muslim )

Kisah ini berdasarkan kisah nyata, yang diangkat dari sebuah berita harian dari negeri jiran. Alkisah adalah seorang anak, sebutlah namanya Ita, anak perempuan yang lucu, dan bertubuh kecil serta mulai menyukai memegang pensil , usianya baru empat tahun dan ayah ibunya bekerja, sehingga orangtuanya berinisiatif mengambil seorang pengasuh untuk Ita.

Kegemarannya memegang pencil membuatnya sibuk mencoret apa saja yang dijumpainya, seluruh dinding kamarnya penuh dengan coretan2 yang dengan bangga ditunjukannya pada siapa saja yang melongok kamarnya.

Suatu hari, ayah Ita membeli mobil baru, dan karena masih mendapat jatah jemputan dari kantor, maka mobil baru disimpan di garasi, dan terbetiklah dalam pikiran Ita kecil , untuk menjadikan mobil ayah sebagi objek gambar lucuku, pikirnya ,“ ayah pasti suka “ bila mobil barunya ada gambar rumah dan bola. Lalu asyiklah Ita menggariskan semua yang ada dalam benaknya diatas mobil baru ayah.

Ketika pukul 5, petang ayah pulang, dengan wajah berpupur bedak dan mata bersinar, Ita masih menggengam kuat pensilnya dan menarik lengan ayahnya dan berkata “ Ayah, ayo lihat gambar Ita, Ita baik kan sudah buat mobil ayah bertambah indah...?” Bergegas ayah Ita keluar dan betapa terperanjatnya ayah Ita melihat hasil karya anaknya, dan berteriak memanggil istrinya, pengasuh , dan dihadapan mereka, maka ayah memukul berkali2 tangan Ita sekuatnya, dan malam itu Ita mendapat hukuman dikurung dikamar, tanpa peluk cium bunda seperti biasanya. Malam itu, Ita menangis, hatinya sepi, hasil karyanya dibuang tanpa arti, Ita kecil menangis terus tanpa henti, lama dirasakan tangan yang sakit dan juga badan yang panas semakin menguasai dirinya, dan panas tinggi menyelimuti dirinya sampai berhari2 , karena tangannya mengalami infeksi,lalu orangtua Ita membawa Ita ke rumah sakit,setelah pengasuhnya memberi obat penahan panas yang juga tidak kunjung menyembuhkannya, dan dokter memvonis Ita untuk dioperasi sebelah tangannya.

Dalam rangkulan bunda, Ita menyodorkan tangan kirinya yang tak sakit dan menyerahkan pensil kesayangannya kepada ayahnya yang menangis ditepi ranjang anaknya. “ Ayah, ma’afkan Ita, ayah…simpankan pensil Ita, Ita tidak mau dipotong tangannya, Ita janji tidak akan menggambar dimobil ayah lagi.Tapi tolong bilang dokter ayah,…. tangan Ita jangan diambil, mengapa dokter marah karena Ita menggambar di mobil ayah ?”

Mataku merebak,membayangka n Ita kecil yang polos harus kehilangan tangannya, yang mungkin saja, kalau sudah dewasa nanti tangan itulah yang akan tengadah memberi doa pada ibu bapaknya, dan batinku teringat mengenai bekal yang dibawa seseorang bila dijemput ajal, dimana semua harta tidak dibawa, termasuk rumah dan mobil kita, kecuali sepotong mutiara yang bernama ‘amal jariyah- dengan wujud do’a anak yang soleh. “ dan seharusnya Ita kecilpun boleh berkata “ HARGAKU …. LEBIH MAHAL DARI MOBILMU “, karena do’aku dapat membawamu kesurga , tetapi tidak begitu ……dengan mobilmu.